Permainan tradisional adalah salah satu warisan kekayaan budaya bangsa. Permainan tradisional sangat potensial sebagai sarana pembentukan karakter sejak usia dini yang pembelajarannya memang berbasis permainan. Derasnya terpaan permainan modern menjadikan permainan tradisional menjadi tersingkir dan dianggap ketinggalan jaman. Anak lebih tertarik dengan media elektronik dan game yang dimainkan dengan gadget. Sedangkan permainan tradisional yang kaya akan nilai-nilai luhur bangsa menjadi tersingkir, hal ini yang menyebabkan menurunnya karakter pada anak usia pra sekolah. Nilai-nilai karakter tertentu yang dikembangkan pada anak antara lain seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, toleransi, dan keadilan yang bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya. Permainan tradisional yang kita miliki sangat bervariasi karena lahir dari budaya setempat yang mencerminkan kearifan lokal yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan nilai nilai karakter anak usia 4-6 tahun. Permainan tradisional sangat kaya akan nilai-nilai yaitu kejujuran, sportivitas, tanggung jawab, komitmen, kegigihan dan gotong- royong. Sehingga dapat dikatakan permainan tradisional sangat tepat digunakan untuk membentuk karakter anak, dan pelaksanaan permainan tradisional ini dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PAUD yang diimplementasikan melalui permainan yang menyenangkan.
Berdasarkan surah Al Hujurat ayat 13, juga menjelaskan tentang pentingnya mengenal keberagaman suku-suku dan budaya, yang berbunyi :
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. al-Ĥujurāt/ 49: 13).
Tujuan dari permainan tradisional yaitu melestarikan budaya, meningkatkan kemampuan motorik, kemampuan bekerja sama dan bersosialisasi, dan membangun nilai-nilai positif seperti mengikuti peraturan permainan, kerja sama, bertanggung jawab. Namun manfaat yang paling terpenting adalah mengurangi penggunaan teknologi (gadget). Permainan tradisional memberikan alternatif yang menyenangkan tanpa perlu ketergantungan pada teknologi modern. Ini membantu anak-anak untuk lebih aktif secara fisik dan tidak hanya terpaku pada layar. Secara keseluruhan, permainan tradisional memiliki manfaat yang sangat besar dalam pembentukan karakter, pengembangan fisik, serta pemeliharaan budaya dalam masyarakat.
Class meeting di KB/TK Al Azhar 46 Samarinda dilaksanakan pada Senin-Jum’at, 9-19 Desember 2024. Kegiatan class meeting diisi dengan berbagai permainan tradisional dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti cublek-cublek suweng, sinaboi, engklek, kelereng, lompat tali, dan ular tangga. Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dalam suatu budaya atau masyarakat. Kegiatan class meeting diawali dengan pengenalan permainan tradisional kepada Siswa/i. Guru memberikan pemahaman tentang apa itu permainan tradisional serta manfaatnya melalui berbagai literasi seperti video permainan tradisional. Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan permainan tradisional. Pada minggu pertama, permainan tradisional dilaksanakan di dalam kelas. Jenis permainan yang dimainkan Siswa/i di dalam kelas seperti ular naga, congklak, bola bekel, ampar-ampar pisang, dan cublek-cublek suweng. Sebelum memulai kegiatan, guru menjelaskan terlebih dulu tentang cara dan aturan permainan, selanjutnya guru memilih anak yang paling tertib untuk memilih permainan yang ia inginkan. Dalam kegiatan ini ananda terbiasa mengikuti peraturan permainan, mampu bekerja sama dan bertanggung jawab.
Selanjutnya, pada minggu kedua permainan tradisional dilaksanakan diluar kelas (outdoor). Ada beberapa permainan tradisional yang sangat cocok apabila dimainkan di luar kelas diantaranya ular tangga, engkek, cina boi, kelereng, lompat tali, dan congklak. Sama halnya dengan permainan di kelas, sebelum memulai permainan guru menjelaskan terlebih dahulu tentang cara dan aturan permainan selanjutnya guru mempraktekkan cara bermain kepada Siswa/i. Kemudian guru memilih kelas yang paling tertib dan mempersilahkannya untuk memilih satu permainan yang ingin dimainkan. Anak-anak yang sudah bermain pada satu permainan diperbolehkan mencoba permainan yang lain hingga semua permainan selesai dimainkan. Saat kegiatan bermain outdoor, anak-anak terlihat sangat gembira dan menyukai permainan yang mereka mainkan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Herlina (Koordinator Kemuridan) bahwa “kegiatan untuk melestarikan budaya khususnya permainan tradisional akan rutin dilaksanakan setiap term atau 4 kali dalam setahun”. Dengan terus melestarikan permainan tradisional, kita juga turut menjaga warisan budaya bangsa Indonesia yang sangat berharga. Melalui permainan tradisional, akan membantu menumbuhkan nilai-nilai positif pada anak seperti mengikuti peraturan permainan, kerja sama, bertanggung jawab terampil, sehat jasmani dan melalui permainan ini juga menguatkan adab murid terhadap sesama teman-temannya.





